√ Kumpulan Permainan Menarik Saat Mengajar Bagian 1 - MGMP IPS Indramayu

Kumpulan Permainan Menarik Saat Mengajar Bagian 1

Kumpulan Permainan Menarik Saat Mengajar (Dok. Didno)

Banyak hal yang dilakukan oleh seorang guru pada saat berada di dalam kelas. Dari mulai pembukaan sebelum memulai belajar, menyampaikan materi hingga menutup dengan menarik kesimpulan atau evaluasi.

Ada banyak cara untuk menarik siswa agar tidak bosan di kelas dan mengajak mereka bergerak dan beraktivitas salah satunya dengan mengadakan permainan baik di dalam maupun di luar kelas. Permainan ini tentu sangat menarik dilakukan bersama peserta didik.  

Banyak permainan yang bisa dilakukan oleh guru di kelas maupun di luar kelas yang dirangkum dari buku “60 Games Untuk Mengajar Pembuka dan Penutup Kelas” Terbitan Lukita Yogyakarta tahun 2012. 

Berikut kumpulan permainan saat mengajar : 

1. Lukisan Satu Hati (LuSaHa) 
Peserta             : Kelompok jumlah 5 - 8 orang 
Usia                  : 5 tahun ke atas 
Waktu               : 10 - 15 menit 
Lokasi               : Dalam ruangan 
Alat dan Bahan : White board / black board dan spidol/ kapur 
Tujuan             : Menyamakan ide, pikiran, dan gagasan yang beragam ke dalam satu ide yang kreatif, mengompakkan kelompok, melatih keberanian menyampaikan ide dalam bentuk gambar, dan menyadari pentingnya komunikasi 

Deskripsi : 
  • Guru membentuk dua atau tiga kelompok yang terdiri dari 8 - 10 orang dengan masing-masing jumlah kelompok harus sama. 
  • Kemudian masing-masing kelompok diberi tugas untuk melukis secara bergantian di papan tulis. 
  • Dengan ketentuan ada batasan waktu, masing-masing peserta tidak boleh saling bertanya satu sama lain, setiap siswa melukis apa yang diinginkan dan dipikirkan sendiri, kemudian dilanjutkan oleh siswa lain pada gambar di papan tulis yang sama menurut apa yang diinginkan dan dipikirkan sendiri pula, dan seterusnya sampai seluruh anggota kelompok memperoleh bagian waktunya masing-masing untuk melukis. 


Prosedur : 
  1. Peserta dibagi ke dalam kelompok kecil (5 - 8 orang) dan setiap anggota kelompok memiliki nomor urut sendri-sendiri. Dari nomor satu sampai nomor lima/delapan. 
  2. Seluruh siswa dalam kelompok menghadap ke papan tulis. 
  3. Ketua kelompok yang berdiri paling depan memegang spidol. 
  4. Selanjutnya guru memberi aba-aba dengan hitungan 1, 2, dan 3 untuk memulai permaian. Setelah hitungan ke-3, maka ketua kelompok langsung maju ke papan tulis untuk melukis sesuai perintah guru. Misalnya melukis anak yang baik, nenek tersayang, boneka kesayangan, dan lain-lain. 
  5. Begitu dapat beberapa coretan, guru kemudian menghentikan peserta pertama dengan mengucapkan "STOP" maka dilanjutkan peserta kedua. Sedangkan peserta pertama berpindah berdiri di urutan paling belakang. 
  6. Setelah peserta kedua dihentikan oleh guru, maka dilanjutkan lagi oleh peserta berikutnya. Begitu seterusnya hingga kemudian guru menghentikan permainannya. 
Variasi : 
Selain lukisan, materi juga bisa diisi dengan kata-kata, seperti menuliskan nama-nama teman, tokoh, binatang, buah, dan lain-lain. Di samping itu medianya juga dapat diganti dengan kertas seperti HVS warna sehingga anak akan senantiasa tertarik untuk bermain. Selanjutnya guru juga bisa mengembangkan permainan ini dengan teknik-teknik yang lain sperti memberi aba-aba dengan peluit, dengan disertai selingan bernyanyi riang sehingga siswa akan berkesan dengan memainkan games ini. 

2. Angka Bom 
Peserta : Individu/kelompok 
Usia : 7 tahun ke atas 
Waktu : 5 - 10 menit 
Lokasi : Dalam ruangan kelas/ di luar kelas 
Alat dan Bahan : Tidak ada 
Tujuan : Melatih siswa berhitung dengan cermat dan menggunakan daya pikirnya untuk berkonsentrasi setiap saat.

Deskripsi : Seluruh siswa dengan sikap duduk di kursi atau berdiri di tempatnya. Siswa menghitung urut dengan menyebutkan ia berada di urutan ke berapa. Kemudian guru menunjuk dengan mengurutkan hitungan pada setiap siswa. Bagi yang hitungannya tiga dan kelipatannya, maka cukup mengucapkan bom, dan bagi ada yang salah ada hukumannya. 

Prosedur : 
  1. Siswa duduk melingkar atau duduk sesuai dengan posisi duduk saat belajar di kelas. 
  2. Kemudian guru memberi aba-aba: hitung, mulai! (Sambil menunjuk giliran yang memulai duluan. 
  3. Jika hitungan sampai pada urutan 3, 6, 9, dan kelipatannya maka siswa yang berada pada urutan tersebut harus mengucapkan: Bom! 
Variasi :
Sebagai variasi permainan ini ucapan "BOM" bisa diubah menjadi ucapan "DOR" dan ucapan-ucapan lain. Selain itu angka bomnya juga tidak harus jatuh pada angka 3, melainkan bisa juga dengan 5, 6, 7 sesuai dengan jumlah siswa di dalam kelas. 

3. Nyanyian kodok 
Peserta              : Kelompok 5 - 10 orang 
Usia                  : 4 - 19 tahun 
Waktu                : 5 - 10 menit 
Lokasi               :  Dalam ruangan kelas/ di luar ruangan 
Alat dan Bahan : Tidak ada 
Tujuan             : Melatih siswa agar lebih konsentrasi melihat aba-aba guru sehingga dapat melakukan perintah dengan benar dan tidak merasa gugup 

Deskripsi : Suara binatang sangat menyenangkan bagi anak-anak. Ada kalanya suara-suara binatang tersebut dijadikan nyanyian untuk lebih mengenalkan anak pada berbagai binatang kesayangannya. Dalam games ini diperagakan bahwa kodok memiliki irama suara yang sangat beragam, yakni "kung", "kong", dan "dheet". Siswa dibagi menjadi tiga kelompok sesuai iramanya tersebut. Jika guru menunjuk ke arah "kung" maka kelompok Kung harus mengucapkan "kung". Demikian pula jika guru menunjuk kelompok "kong" maka kelompok Kong mengucapkan "kong". Sama halnya jika guru menunjuk pada kelompok dheet. 

Prosedur : 
  1. Siswa dibagi dalam 3 kelompok dengan jumlah siswa masing-masing kelompok yang seimbang. 
  2. Kemudian kelompok 1 diminta mengucapkan "kung" kelompok 2 mengucapkan "kong" dan kelompok 3 mengucapkan "dheet" jika ditunjuk oleh guru. 
  3. Guru kemudian mengatur jarak antar kelompok agar tidak terlalu berdekatan. Setelah itu, guru memulai permainan dengan menunjuk kelompok 1 (Kung), pindah menunuk kelompok 2 (Kong), lalu menunjuk kelompok 3 (Dheet). 
  4. Setelah lancar, guru bisa membolak-balik antar kelompok. Misalnya yang ditunjuk kelompok 1, 3, 2 kemudian 3, 2, 1 dan 2, 1, 3 sehingga bunyinya tidak berurutan. 
  5. Bila ada yang membuat kesalahan, maka dikenai sanksi agar kelompok tersebut berdiri atau menyanyi dan sebagainya. 
Variasi : 
Agar tidak menjenuhkan maka permainan ini bisa dengan menukar bunyi antar kelompok. Misalnya yang pertama tadi kelompok 1 bunyi"kung" maka dapat diganti dengan "dheet" begitu pula seterusnya. Di samping itu, bunyi-bunyian juga bisa diganti tidak hanya "kung", "kong", dan "dheet" melainkan dengan bunyi gamelan seperti kelompok 1 "ning", kelompok 2 "nong", dan kelompok 3 "gong". Sehingga guru bisa mengarahkan ke irama: ning-nong-ning-gong, dan sebagainya, yang pasti akan lebih bermanfaat apabila guru mau mengembangkan lebih fleksibel lagi games ini. 

4. Bintang Sepuluh Titik 
Peserta : Individu 
Usia : 5 - 10 tahun 
Waktu : 10 - 15 menit 
Lokasi : Dalam ruangan kelas 
Alat dan Bahan : Papan tulis, kertas, dan alat tulis 
Tujuan : Melatih berpikir secara kreatif dan luas. 

Deskripsi
Untuk memecahkan masalah tertentu, seseorang harus berpikir secara terampil, cerdas, dan berani mengambil risiko. Pada proses pembelajaran hal tersebut perlu ditanamkan kepada siswa. Sehingga setiap siswa tidak hanya mendapatkan materi secara teoritis semata tetapi juga secara psikologis dan mental. Sebab seringkali siswa yang pandai dalam pelajaran sehari-hari tetapi saat ujian justru nilainya jatuh gara-gara grogi (nervous) mengerjakan soal-soal yang diberikan guru. Dalam games ini seluruh siswa diminta menghubungkan sepuluh titik dengan syarat sebagai berikut :  
  1. Siswa diminta untuk menarik garis lurus. 
  2. Garis tersebut tidak boleh terputus. 
  3. Hanya ada 10 kali kesempatan untuk menarik garis. 
  4. Garis tersebut harus mengenai seluruh titik yang ada. 
Prosedur :
  1. Guru menuliskan di papan tulis atau kertas sepuluh titik-titik
  2. Gambar sepuluh titik tersebut kemudian ditunjukkan kepada siswa. Kemudian siswa diminta untuk menghubungkan titik-titik dengan tersebut sehingga bisa tercipta bintang yang cantik, dengan syarat: a. menarik garis lurus. b. garis tersebut tidak terputus. c. hanya ada 10 kali kesempatan untuk menarik garis. d. Garis tersebut harus mengenai seluruh titik yang ada. 
Pada tahapan ini masalah yang biasanya dialami siswa adalah kesulitan untuk menyelesaikannya, terutama untukmenghubungkan titik tepi dengan titik tengah, sehingga kesempatan bisa kurang dari sepuluh kali atau bahkan lebih dari sepuluh kali.

Problem kedua yang biasanya terjadi adalah mereka bisa menghubungkan kesepuluh titik, tetapi hasilnya belum membentuk bintang. Karena mereka terpengaruh oleh titik-titik yang sepertinya bercorak acak, sehingga bingung dan hanya akan menghubungkan titik-titik luar saja atau juga titik-titik dalam saja. 

Mengapa mereka mengalami kesulitan tersebut? Jawabannya karena mereka masih bersifat mencoba untuk menyelesaikan persoalan secara emosional tanpa diimbangi berpikir secara kreatif. Padahal jawabannya sangat mudah jika mata dan pikiran sudah membayangkan titik-titik tersebut yang pada daarnya merupakan gambar bintang, seperti terlihat dalam penyelesaian berikut ini: 

Agar siswa tidak dapat mengingat pemecahan masalah tersebut, perlu dikenakan bahwa setiap titik memiliki fungsi yang tidak boleh dilalaikan. 

Variasi : 
Permainan ini dapat divariasi juga dengan aneka macam bentuk, seperti segi tiga, segi empat, huruf H, angka lima dan lain-lain. Agar tidak jenuh, dapat juga dimodifikasi dengan simbol titik diganti dengan simbol lain seperti : *, •,  dan lain-lain. Medianyapun tidak harus di papan tulis tetapi dapat juga di kertas warna-warni sesuai karakteristik psikologi siswa. 

5. Ekstra X 
Peserta : Individu 
Usia : 4 tahun ke atas 
Waktu : 5 - 10 menit 
Lokasi : Dalam ruangan / halaman 
Alat dan Bahan : Tidak ada 
Tujuan : Melatih keterampilan motorik antara fungsi otak dengan organ tubuh: tangan, hidung, dan telinga. 

Deskripsi : Siswa diajak untuk melakukan aktivitas yang menuntut keterampilan motorik mereka. Permainan ini dilakukan oleh semua siswa dalam satu kelas dengan cara memegang hidung dan telinga secara bergantian dengan posisi tangan silang. 

Prosedur
  1. Seluruh siswa ditugaskan untuk memegang hidung dengan tangan tangan kiri. 
  2. Berikutnya memegang telinga kanan dengan tangan kanan sehingga bentuk posisi tangan menyilang. 
  3. Jika telinga dan hidung sudah terpegang, maka kemudian guru memberi perintah untuk mengubah posisi dengan ucapan: Ganti! 
  4. Siswa kemudian mengubah posisi tangan kanan ganti memegang hidung, sedangkan tangan kiri ganti memegang telinga kanan. 
  5. Demikian seterusnya sehingga siswa benar-benar lancar. Jika ada siswa yang telah lancar duluan maka dapat diberikan reward berupa pujian ataupun hadiah barang, tergantung situasi dan kondisi sekolah. 
Variasi :
Permainan ini dapat divariasi dengan mengajak siswa ikut meneriakkan ucapan: Ganti! Oke!, Oye!, dan ucapan-ucapan lain yang lebih menarik. Juga melibatkan siswa yang memimpin games sehingga semua siswa akan termotivasi untuk melakukan yang terbaik agar dipilih guru untuk memimpin. 

6. Wek-E- Wek 
Peserta : Individu 
Usia : 5 - 12 tahun 
Waktu : 5 menit 
Lokasi : Dalam ruangan / halaman 
Alat dan Bahan : Tidak ada 
Tujuan : Melatih konsentrasi dan gerakan psikomotorik yang terarah juga mengenalkan ciptaan Tuhan yang ada pada tubuh manusia. 

Deskripsi : Konsentrasi mata dan pikiran kadang tidak bisa seiring dengan gerakan tubuh. Terlebih dengan adanya contoh yang diberikan salah. Maka secara otomatis siswa akan mengikuti contoh yang diberikan tersebut sekalipun salah. Pada games ini siswa diuji indera pendengarannya apakah benar-benar konsentrasi atau tidak. Games ini sangat mudah diterapkan, yakni cukup dengan menggerakkan tangan saja kemudian memegang salah satu organ tubuh diri siswa sendiri maupun bisa memegang organ tubuh temannya. 

Prosedur : 
  1. Guru memulai permainan dengan memberi instruksi seluruh siswa mengerakkan telapak tangannya sambil mengucapkan dengan ruang suara bebek: Wek-e wek 
  2. Setelah seluruh siswa memperagakan perintah guru tersebut, kemudian guru memberi aba-aba untuk memegang anggota badan misalnya: pegang hidung, pegang telinga, dan sebagainya. Menariknya di sini adalah guru mengecoh dengan memegang tidak sesuai perintah. Jika siswa disuruh memegang hidung, maka guru memperagakan di depan kelas memegang telinga. 
  3. Kemudian siswa diberikan perintah untuk menggerakkan kedua telapak tangannya sambil mengucapkan: Wek-e wek ... Wek-e wek... 
  4. Setelah itu diperintahkan lagi untuk memegang hidung dengan tangan kanannya, memegang perut dengan kedua tangannya, dan lain sebagainya. 
  5. Di setiap akan berganti memegang organ tubuh lainnya maka jangan lupa guru menginstruksikan agar siswa menggerakkan kedua telapak tangannya sambil mengucapkan Wek-e wek ... Wek-e wek... 
  6. Apabila masih terdapat siswa yang salah yakni tidak sesuai dengan perintah guru, maka guru menjelaskan kembali apa yang seharusnya dipegang oleh siswa, jangan mengikuti gerakan guru yang mengecoh. 
  7. Begitu seterusnya hingga siswa benar-benar konsentrasi mengikuti perintah yang benar. 
Variasi : Games ini dapat divariasi misalnya saat menggerakkan telapak tangan tidak dengan mengucapkan Wek-e wek ... Wek-e wek...melainkan dengan ucapan : Hu.. ha... Hu ...Ha!, Lalala ...lalala...! dan lain sebagainya. Di samping itu, bisa juga dengan memberikan instruksi tidak memegang anggota badan sendri tetapi dengan memegang anggota badan temannya, misalnya tangan temannya, pundak temannya, dan sebagainya.


7. Peluit Komando 
Peserta : Individu 
Usia : 5 - 10 tahun 
Waktu : 10 - 15 menit 
Lokasi : Di dalam kelas 
Alat dan Bahan : Papan tulis, kertas, dan alat tulis 
Tujuan : Melatih konsentrasi, mental, juga keberanian, juga keterampilan, mendapatkan tema, membangun keakraban serta membentuk kelompok. 

Deskripsi : Pembentukan kelompok sering kali menimbulkan permasalahan besar bagi anak. Terlebih bagi anak yang sulit beradaptasi. Kadang pembentukan kelompok bisa-bisa menyebabkan anak menjadi menangis, marah, ngambek, putus asa, bermusuhan dengan teman, dan efek-efek negatif lainnya. Oleh sebab itu dalam games ini diajarkan pembentukan kelompok dengan suasana raing gembira. Siswa diajak untuk bermain di halaman, kemudian diberikan kebebasan untuk berbaur dengan teman-temannya secar leluasa. Guru kemudian membunyikan peluit maka seluruh siswa akan berkumpul dengan temannya sesuai dengan jumlah peluit yang dibunyikan oleh guru. 

Prosedur : 
  1. Seluruh siswa dikumpulkan di luar ruangan, guru memberi penjalasan mengenai peraturan permainan, sebagai berikut: a) Siswa harus membentuk kelompok yang jumlahnya sesuai dengan jumlah bunyi peluit yang ditiup guru. Misalnya, bila ada bunyi peluit dua kali, maka siswa membentuk kelompok yang terdiri dari dua orang, begitu pula jika peluit dibunyikan tiga kali maka siswa membentuk kelompok yang terdiri dari 3 orang, dan seterusnya. b) Jika ada siswa yang tidak mendapat kelompok maka akan dimasukkan ke dalam "penjara" dan boleh mengikuti permainan lagi jika guru meniup peluit berikutnya. c) Tidak boleh berebut teman, siapa yang duluan memegang itulah yang dianggap sah menjadi anggotanya. 
  2. Setelah memberikan penjelasan teknik games tersebut, maka guru kemudian memulai dengan meniupkan peluitnya sekali, maka seluruh siswa bersiap-siap. 
  3. Berikutnya guru meniupkan peluit dua kali, maka sisa harus memegangi tangan temannya satu orang, sehingga terkumpul kelompok-kelompok yang terdiri dari dua orang. 
  4. Guru melanjutkan lagi dengan membunyikan peluit sebanyak tiga kali, maka siswa akan berkumpul tiga orang. 
  5. Begitu seterusnya tergantung jumlah kelompok akan diisi beberapa orang, maka guru cukup membunyikan peluitnya sesuai dengan jumlah yang diinginkan. 
Variasi : Games ini bisa diselingi dengan bernyanyi tatkala sudah membentuk kelompok. Disamping itu dalam membunyikan peluit atau alat bunyi lain tidak urut. Seperti bunyi satu kali, dua kali, tiga kali melainkan diacak misalnya dari satu kali langsung tiga kali, kemudian lima kali, dan sebagainya. Sehingga siswa tidak menduga dan ada persiapan mencari temannya.


8. Arisan Heboh 
Peserta : Individu 
Usia : 8 - 12 tahun 
Waktu : 10- 15 menit 
Lokasi : Di dalam ruangan 
Alat dan Bahan : Kertas, alat tulis, gunting, gelas plastik yang ditutup dan diberi lubang atau alat arisan lainnya. 
Tujuan : Melatih daya ingat, melatih kesabaran menunggu giliran, dan bersikap menerima keputusan dengan lapang dada. 

Deskripsi : Permainan ini lazim diberikan saat siswa merasa lelah. Misalnya sehabis olahraga. Guru membagikan selembar potongan kertas dan menyiapkan gambar hadiah heboh yang hendak dibagi. Lalu menginstruksikan agar siswa menuliskan nama idolanya. 

Prosedur
  1. Setiap siswa diberikan kertas yang sudah dipotong kecil-kecil ukuran 4 x 6 cm. 
  2. Setelah itu, siswa diminta untuk menuliskan nama idolanya yang nantinya akan menjadi nama samarannya. 
  3. Setelah selesai guru memandu agar tidak terjadi tulisan yang sama, lalu menejlaskan teknik permainannya, yaitu: a) Nama yang dituliskan akan menjadi nama samarannya. b) Tidak boleh menuliskan lebih dari satu nama. c) Tidak boleh ada nama yang sama. d) Hadiah yang tersedia tidak dapat diganti atau ditukar dengan hadiah lain. e) Pemberian hadiah arisan dilakukan sesuai urutan, misalnya urut hadiahnya dari rumah mewah, mobil, motor, kulkas, tape recorder, radio, VCD, play station, blender, jam, baju, celana, alat tulis, kerupuk, dawet, dan sebagainya.
  4. Kemudian kertas tersebut dilipat (digulung kecil) lalu dimasukkan ke dalam tempat arisan, maka siswa diajak bernyanyi ataut belajar sesaat sesuai jadwal atau diisi dengan cerita, dengan demikian siswa tidak bisa lupa nama samarannya. 
  5. Setelah itu kotak arisan dikocok berkali-kali. 
  6. Lalu dimulailah pembukaan arisan. Bagi yang keluar namanya lmaka langsung dapat hadiah sesuai urutan yang ditentukan guru. Tetapi jika keluar namanya namun yang punya nama lupa, maka hadiah dimasukkan kembali dan bagi yang lupa tidak berhak mendapatkan hadiah apapun. 
  7. Demikian hingga seluruh gulungan kecil dari tempat arisan bisa keluar dan dinyatakan selesai. 
Variasi : Games ini dapat divariasi dengan memberikan permainan tepuk, menyanyi, cerita, dan kuis, dan segala bentuk materi menarik lainnya sehingga tidak membosankan. Selain itu, nama-nama siswa juga bisa diubah bukan nama idola semata, melainkan bisa juga nama guru, nama hewan, nama buah, dan lain sebagainya.

9. Pistol Tepuk 
Peserta : Berkelompok yang terdiri dari 5 orang atau lebih 
Usia : 5 - 12 tahun 
Waktu : 10- 15 menit 
Lokasi : Di dalam ruangan / halaman 
Alat dan Bahan : Tidak ada 
Tujuan : Melatih konsentrasi dan kekompakan kelompok. 

Deskripsi : Permainan kelompok sangat membutuhkan konsentrasi dan kekompakan seluruh anggota dalam satu kelompok. Games ini mengajarkan betapa pentingnya koordinasi antar peserta dalam kelompok. Guru memandu dengan menunjuk tangannya ke arah kelompok yang dikehendaki. Kemudian seluruh peserta dalam kelompok tersebut harus tepuk dua kali. Semula intonasi pelan, lama-lama ditunjuk secara cepat dan dengan acak. Semakin cepat maka kemungkinan kesalahan akan sering terjadi. Tatkala terjadi kesalahan inilah games ini menjadi lebih menarik untuk dimainkan. 

Prosedur : 
  1. Siswa dibentuk menjadi tiga atau empat kelompok, tergantung jumlah siswa. Antara kelompok satu dengan lainnya sebaiknya berjumlah imbang. Jika tidak bisa berjumlah sama, maka diusahakan jangan terlalu banyak selisihnya. 
  2. Setelah kelompok terbentuk, kemudian guru berdiri di posisi yang tepat yakni, posisi di mana seluruh siswa dapat melihat dengan jelas tanpa terhalang apapun. 
  3. Guru kemudian menjelaskan peraturan main sebagai berikut: a) Jika gur menunjuk dengan tangan menggenggam seperti memegang pistol ke arah kelompok 1, maka kelompok yang ditunjuk tersebut melakukan tepuk dua kali. b) Kelompok yang tidak ditunjuk dilarang tepuk, jika ada yang melanggar akan mendapatkan hukuman. 
  4. Guru kemudian mencoba memberi aba-aba tepuk dua kali dengan semua kelompok tepuk dua kali. 
  5. Jika sudah bisa intonasi tepuknya, maka guru mulai menunjuk kelompok yang disuruh tepuk. 
  6. Dimulai dengan kelompok urut seperti kelompok 1, kemudian kelompok 2, dan kelompok 3. 
  7. Setelah siswa benar-benar lancar, maka guru mulai memberikan variasi dalam menunjuk kelompok yang tepuk, misalnya kelompok 1, 3, dan 2. Juga bisa kelompok 2, 1, dan 3, dan seterusnya. 
Variasi :
Ketika memainkan games ini, saat tepuk dua kali bisa kemudian diikuti dengan terikan: "Hey!" sehingga menjadi plok-plok (suara tepuk) kemudian berteriak : "Hey!" Plok-plok huuu!, "Hey, plok-plok hiiiii", dan sebagainya. Akan lebih seru lagi jika guru memberikan sanksi sesuai kesepakatan dengan kelompok, misalnya yang kalah disuruh bernyanyi ataupun yang benar dan kompak mendapat nilai tinggi dan berbagai penilaian lainnya. 

10. Kursi dan Pohon 
Peserta : Individu 
Usia : 5 - 12 tahun 
Waktu : 5- 10 menit 
Lokasi : Halaman 
Alat dan Bahan : Tidak ada 
Tujuan : Latihan konsentrasi dan melatih gerak otot motorik 

Deskripsi : Gerak senam dapat melancarkan otot motorik siswa. Posisi duduk dan berdiri adalah posisi yang sering dilakukan anak-anak pada umumnya. Dalam games ini, gerakan jongkok dan berdiri dilakukan beriringan dengan perintah melalui simbol yang diberikan guru. Untuk jongkok simbolnya adalah kursi, sedangkan berdiri simbolnya adalah pohon. Setiap kalia da perkataan dari guru yang menyebutkan kursi, maka siswa akan memeragakan gerakan untuk jongkok, sebaliknya jika ada aba-aba dengan ucapan pohon maka siswa harus berdiri dengan cepat. 

Prosedur
  1. Siswa dibariskan lurus dengan deretan memanjang atau lingkaran. 
  2. Selanjutnya guru menjelaskan teknik permainannya sebagai berikut: Jika guru mengucapkan kata "kursi" maka seluruh siswa melakukan jongkok semua. Termasuk guru yang akan memberikan perintah juga ikut jongkok. Akan tetapi, jika guru mengucapkan kata "pohon" maka seluruh siswa berdiri semua, begitu juga dengan guru. 
  3. Guru kemudian memberi perintah agar seluruh siswa berdiri dengan tegap, tidak ada satu siswa pun yang duduk. 
  4. Berikutnya guru memberi aba-aba dengan mengucapkan kata "kursi", maka seluruh siswa melakukan jongkok. Setelah itu guru mengucapkan kata "pohon" maka seluruh siswa berdiri dengan tegap. Guru pun ikut melakukan gerakan sesuai dengan siswa. 
  5. Apabila sudah lancar, maka guru bisa mengecoh dengan mengucapkan kata "kursi" tetapi guru tetap berdiri. Begitu pula dengan mengucapkan kata "pohon" tetapi guru tetap jongkok tidak berdiri, begitu pula seterusnya. 
Variasi : Dalam permainan games ini dapat divariasi dengan memberikan aba-aba melalui gambar. Misalnya untuk jongkok guru memperlihatkan gambar kursi. Juga untuk berdiri guru memperlihatkan gambar pohon. Di samping itu, gerakannya juga bisa diubah tidak sekadar jongkok dan berdiri saja, tetapi dapat divariasi dengan gerakan lain. Ucapannya pun juga dapat diganti dengan kata-kata lain yang disenangi siswa.

Mudah-mudahan kumpulan permainan saat mengajar ini bermanfaat bagi bapak dan ibu guru semua. 

Get notifications from this blog